How many peopple see may blog?

Thursday, 2 June 2016

Gagal Penetasan Telur Ikan Lele


Gagal Penetasan Telur Ikan Lele



       Bagi pembudidaya mungkin akan merasa senang. Ketika melihat telur indukan lelenya berhasil memijah dikolam dan menempel  di kakaban. Selanjutnya mungkin sudah tidak terbayang akan mendapatkan ribuan benih ikan lele dari hasil pemijahan tersebut. Tapi TUNGGU dulu....hingga dua hari berikutnya telur yang menempel di kakaban tidak ada satupun yang berhasil menetas menjadi larva atau mungkin sudah ada yang menetas NAMUN kuantitas daya tetasnya masih sedikit.

LAH... KOK BISA BEGINI???....

Oleh karenanya dala tulisan ini akan saya bahas hal-hal yang berkemungkinan menjadi faktor penyebabnya, pembahasan ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis dan beberapa litelatur pustaka yang terkait.
   
       Ada beberapa faktor kemungkinan penyebab telur ikan lele gagal menetas, diantaranya:

1) Faktor telur yang belum matang 
    
    Hal ini bisaa jadi salah satu yang mempengaruhi telur gagal menetas, seperti yang kita ketauhi bahwa telur ikan memiliki stadia perkembangannya di dalam perut indukan betina. Perkembangan telur didalam tubuh indukan betina dikenal dengan TKG (tingkat kematangan gonad). Jika kondisi telur belum matang dan dipijahkan. Telur tersebut berkemungkinaan tidak akan berkembang menjadi larva.
     SOLUSINYA: Pembudidaya harus dapat membedakan kematangna telur yang sudah siap dan belum berdasarkan warna telurnya. Berdassarkan  pengalaman peulis, telur yang berwarna hijau muda adalah telur yang masih belum matang untuk dibuahi oleh sperma, sedangkan telur yang berwarna hijau kecoklatan adalah telur yang siap untuk dibuahi oleh sperma, dan bahkan lubang keluarnya telur pada ikan betina terlihat menyembul kearah luar dan berwarna kemerahan. Maka demikian perlu adanya penillaiaan dari pembudidaya secara cermat.

2) Penurunan kualitas air

     Faktor kualitas air juga dapat menyebabkan telur gagal menetas menjadi larva. Bisa jadi, ketika pagi hari pembudidaya melihat telur telah menetas menjadi larva dan siang harinya semakin banyak telur yang menetas, namun pada sore harinya warna air dikolam penetasan menjadi keruh (putih susu) dan berbau tidak sedap. Ini merupakan salah satu indikasi bahwa terjadinya penurunan kualitas air, karena terdapat pembusukan pada telur yang gagal menetas yang menimbulkan Amonia (NH3) senyawa yang beracun bagi ikan.

Solusi: a) Meluasakan ukuran kolam pemijahan sehingga masa air yang ditampung semakin banyak dan penurunan kualitas air oleh amonia dapat tertahan oleh besarnya masa air, b) Mengalirkan aliran air masuk dan keluar tanpa terputus dan mengantikan air yg berada di kolam secara perlahan.

Namun, jika kondisi air tidak menjadi keruh dan kondisi telur pada TKG yang sesuai untuk pemijahan, tetapi telur masih tidak mau menetas, maka perlu anda waspadai faktor kualitas air baku. Sehingga penulis menyarankan untuk melakukan pengecekan sampel kualitas air di lab terdekat.